Cak Nun menuturkan, dirinya sama sekali tak berpolitik. Hidupnya hanya berkutat dengan ketuhanan, tanah air, dan rakyat. Sama sekali tak ada kaitan dengan negara maupun pemerintahan. Itu sebabnya dia lebih memilih untuk setidaknya 4 hari dalam seminggu bertemu masyarakat bawah, khususnya dari kalangan Nahdliyin.
"Saya tak pernah sekalipun punya niat ikut campur (soal politik). Bahwa ada potongan kalimat saya diambil-ambil, dicampur-campur, itu medsos namanya. Saya tak bisa menghalang," kata Cak Nun.
Dia mengungkapkan, bersama Komunitas Maiyah, berusaha menjaga supaya tetap berposisi sebagai pertugas keseimbangan, petugas kerukunan, petugas silaturahmi.
"Jadi kalau ramai-ramai ada HTI sama NU, ya saya ikut. Tapi saya terima siapa pun yang datang. Kalau ada kesempatan mereka mau ikut, ya saya persilakan. Minimal kalau ada saya lebih mengademkan," ujar Cak Nun.
Sementara itu, Kiai Ma'ruf Amin sendiri mengaku punya keprihatinan yang sama soal media sosial. Sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), dia menegaskan, lembaganya sudah membuat pedoman berupa fatwa. Substansinya adalah bagaimana bermuamalah dalam media sosial.
"Dan saya setuju harus ada tabayun. Dan untuk melakukan perubahan, selain pedoman, harus ada edukasi dari pemerintah, tokoh, dan ulama," Ma'ruf memungkasi.
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2CIKhkS
No comments:
Post a Comment