Edelkoort mengatakan si pemilik toko buku tak menyebutkan pemilik diari Van Oldenbarnevelt. Ia juga mengaku diari itu hanya dipinjamkan sementara ke museum, sementara negosiasi masih berlangsung antara penjual buku dan Perpustakaan Kerajaan di Hague, Belanda.
"Selama itu berlangsung, diari ada di museum kami," kata dia.
Van Oldenbarnevelt, bersama Raja Belanda William I dikenal sebagai arsitek pendirian negara Belanda. Ia pula yang mengawasi pendirian sumber utama kekayaan negara, the Dutch India Company atau yang dikenal dengan nama VOC.
VOC memiliki kelekatan sejarah dengan Nusantara. Perusahaan dagang itu lah ya membuka 'jalan' bagi Belanda menguasai kekayaan Nusantara hingga 3,5 abad lamanya.
Masa kejayaan Van Oldenbarnevelt perlahan hilang setelah terlibat konflik dengan anak William, Maurice of Nasau. Ia mengkritik ekspedisi militer ke Flander yang berakhir bencana. Van Oldenbarnevelt kemudian berpisah jalan dengan pangeran muda itu terkait interpretasi Injil.
Van Oldenbarnevelt kemudian ditahan dengan alasan telah berkhianat. Pada usia 72 tahun, ia dikurung di sebuah ruangan sempit di Binnenhof, rumah parlemen dan perdana menteri Belanda.
Delapan bulan kemudian, tepat pada 13 Mei 1619, ia dipancung menggunakan pedang. Sebelum itu terjadi, sang pelayan diizinkan masuk dan keluar kamar majikannya, menyelundupkan pulpen dan kertas, dan mencatat semua kejadian untuk anak cucunya.
Dalam diari itu dituliskan, hingga jelang akhir hayatnya, negarawan Belanda itu tetap meyakini ia benar dan tak mau menyerah meyakini kebenarannya. Diari dan pedang yang digunakan untuk memenggal Van Oldenbarnevelt tidak akan diperlihatkan kepada publik hingga Mei 2020 mendatang.
from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/2E82jMw
No comments:
Post a Comment