Pages

Wednesday, May 15, 2019

IHSG Terjungkal dari Posisi 6.000, Investor Asing Lepas Saham Rp 515,92 Miliar

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mau beranjak dari zona merah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. 

Neraca dagang defisit USD 2,5 miliar pada April dan  perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (15/5/2019), IHSG merosot 90,31 poin atau 1,49 persen ke posisi 5.980,88. Level ini termasuk rendah sejak November 2018.

Indeks saham LQ45 merosot 1,94 persen ke posisi 932,28. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Sebanyak 287 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 130 saham diam di tempat dan 115 saham menguat.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.107,44 dan terendah 5.980,88. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 492.250 kali dengan volume perdagangan 15,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 515,92 miliar di pasar regular.

Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.460. Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,09 persen. Sektor saham infrastruktur merosot 2,8 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar melemah 2,46 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 1,6 persen.

Saham-saham yang bukukan penguatan di tengah melemahnya IHSG antara lain saham POSA naik 24,87 persen ke posisi Rp 492 per saham, saham ETWA menguat 24,14 persen ke posisi Rp 72 dan saham MTPS melonjak 23,53 persen ke posisi Rp 945 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham PORT turun 18,46 persen ke posisi Rp 530 per saham, saham SIMA merosot 15,62 persen ke posisi Rp 54 per saham, dan saham TKIM susut 10,98 persen ke posisi Rp 5.875 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,52 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,53 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,58 persen, indeks saham Shanghai menanjak 1,91 persen dan indeks saham Taiwan bertambah 0,39 persen.

Sementara itu, indeks saham Thailand turun 0,46 persen dan indeks saham Singapura susut 0,15 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, neraca dagang Indonesia pada April alami defisit USD 2,5 miliar. Padahal neraca dagang Indonesia pada Maret tercatat surplus USD 0,54 miliar. Oleh karena itu, berakibat pada pelemahan IHSG.

Padahal sebelumnya, IHSG menguat karena respons positif dari meredanya sentimen perang dagang antara AS dan China.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/2E9i7hK

No comments:

Post a Comment