Pages

Monday, November 12, 2018

Tembakan Jokowi untuk Elite Politik Genderuwo

Wakil Wakil Ketua Dewan Kerhormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo mengaku heran dengan gaya komunikasi belakangan ini. Pernyataan yang dikeluarkan tersebut dianggapnya sebagai hal yang aneh.

"Saya heran kok Pak Jokowi akhir-akhir ini bahasanya menjadi aneh. Habis sontoloyo, genderuwo. Habis ini apalagi Pak Jokowi. Saya rasa hal-hal seperti itu ya enggak produktiflah untuk dilakukan," kata dia di Media Center Prabowo-Sandi Jalan Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat 9 November 2018.

Dia pun ingin mengajak Jokowi dan timnya untuk berdebat secara substantif daripada melontarkan istilah-istilah aneh seperti sontoloyo maupun genderuwo.

Dia tak memungkiri pernyataan Jokowi itu mengarah ke kubu Prabowo-Sandi yang kerap mengkritisi soal kemandirian ekonomi. Menurut dia, kritikan itu bukan sebagai bentuk yang menakuti-nakuti tapi memang terjadi.

"Ini memang menakut-nakuti rakyat? Eggak menakut-nakut. Kita mengangkat fakta kok. Gini loh, faktanya mobil ini lampunya enggak bagus remnya rusak, ya masak kita membohongi rakyat dengan mengatakan remnya bagus," ujarnya.

"Ketika kita mengatakan ini loh rem-nya rusak, anunya enggak bagus itu bukan menakut-nakuti, kita menyampaikan fakta apa adanya dan rakyat berhak tahu untuk itu," pungkas Drajad.

Hal senada disampaikan Juru Bicara Badan Pemenangan (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade. Dia menilai istilah politik genderuwo yang digunakan Presiden Jokowi kepada lawan politiknya sangat tidak tepat jika diungkapkan pada era milenial saat ini.

Menurutnya, rakyat saat ini lebih takut dengan kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu.

"Ini kan era milenial. Masa masih saja bawa-bawa genderuwo? Apalagi genderuwo ini kan hanya mitos," ujar Andre dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 10 November 2018.

"Saya yakin, kalau pun mitos genderuwo itu saat ini nyata, rakyat tetap lebih takut jika melihat harga kebutuhan pokok dan kondisi ekonomi," imbuhnya.

Andre mengingatkan, Jokowi sebagai presiden baiknya berbicara mengenai masa depan bangsa. Bukan berkutat dengan istilah atau mitos yang tidak ada kaitannya dengan cara memperbaiki kondisi ekonomi bangsa.

"Genderuwo ini coba digambarkan sosoknya. Jangan hanya berhalusinasi dan terperangkap dengan masa lalu apalagi yang berbau mitos. Lebih baik pikirkan bagaimana nilai tukar rupiah kuat menghadapi dolar. Itu yang harus dipikirkan," pungkas Andre Rosiade.

Namun pernyataan berbeda disampaikan calon Wakil Presiden Sandiaga Uno. Dia menilai pernyataan Jokowi soal genderuwo harus dilihat dari sisi positifnya.

"Saya tidak ingin berkomentar negatif tapi mungkin yang dimaksud Pak Presiden itu politisi atau politik genderuwo itu yang berkaitan ekonomi rente, mafia ekonomi, mafia pangan atau mafia lainnya sebagai genderuwonya ekonomi," kata Sandiaga, Jumat 9 November 2018.

Genderuwo itu menggerogoti ekonomi Tanah Air, sehingga ekonomi Indonesia menjadi lemah, tidak mandiri dan tergantung terhadap faktor eksternal.

"Jadi genderuwo ekonomi ini memang harus dienyahkan baik sebagai operator ekonomi yang bertindak sebagai genderuwo dan politisi yang back up," kata pasangan capres, Prabowo Subianto ini.

Genderuwo ekonomi ini yang membuat harga- harga melangit, lapangan pekerjaan semakin sulit didapat.

"Saya sependapat dengan Pak Jokowi, genderuwo ekonomi ini menjadi musuh bersama. Kita patahkan political genderuwo ekonomi dengan para politisi yang mendukungnya. Ini peringatan dari presiden," ucap Sandiaga.

Dia menambahkan, ciri ciri genderuwo, tidak terlihat tapi menakutkan dan merusak. Genderuwo senang berada di ruang gelap.

"Kita ingin ekonomi yang sehat, transparan, tidak ada ruang gelap. Supaya para genderuwo kabur," jelasnya.

Menurut Sandiaga, dirinya dan Prabowo fokus pada perbaikan ekonomi Indonesia di tahun 2019 dengan penciptaan dan ketersediaan lapangan kerja serta harga-harga bahan kebutuhan pokok yang stabil dan terjangkau.

Saksikan video menarik berikut ini:

Pada acara yang juga menjadi bagian kunjungan kerja Jokowi, sejumlah pejabat negara seperti Panglima TNI, Kapolri, Menkopolhukam, dan Gubernur Jawa Barat turut hadir.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2qHuw5v

No comments:

Post a Comment